KURANGI KEPADATAN DI JALUR PENERBANGAN KONVENSIONAL, DITJEN HUBUD BUKA JALUR PENERBANGAN BERBASIS SATELIT (PBN) DI JALUR UTARA DAN SELATAN PULAU JAWA UNTUK PENERBANGAN DARI DAN KE BANDAR UDARA INTERNASIONAL I GUSTI NGURAH RAI BALI

SIARAN PERS
Nomor: 243 /SP/KSIHU/VIII/2019

KURANGI KEPADATAN DI JALUR PENERBANGAN KONVENSIONAL, DITJEN HUBUD BUKA JALUR PENERBANGAN BERBASIS SATELIT (PBN) DI JALUR UTARA DAN SELATAN PULAU JAWA UNTUK PENERBANGAN DARI DAN KE BANDAR UDARA INTERNASIONAL I GUSTI NGURAH RAI BALI

Jakarta (13/8/2019) – Sebagai salah satu bandar udara tersibuk di Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan airnav merumuskan solusi alternatif jalur penerbangan dari dan Bali untuk mengurangi tingkat kepadatan pergerakan pesawat. sedang mencari solusi alternatif pendaratan dan keberangkatan pesawat dari dan ke Bali.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, mengungkapkan, sejauh ini beban Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali sudah padat. Bandara ini, menjadi bandara tersibuk dan masuk dalam kategori level III bedasarkan Internasional Air Transport Association (IATA) atau Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional.
“Beban Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali saat ini cukup berat, untuk itu, kami sedang mencoba alternatif untuk mengatur kepadatan pesawat dari dan ke Bali,” kata Polana di Jakarta.
Alternatif yang akan ditawarkan nantinya, Polana menambahkan, tidak akan menyampingkan keselamatan, keamanan dan pelayanan operasional penerbangan, sebab hal tersebut merupakan prioritas utama pada penerbangan di Indonesia.

Terpisah, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali, Elfi Amir mengatakan, saat ini pesawat dari Jakarta menuju Bali melalui jalur utara saja dengan menggunakan jalur penerbangan konvensional. Untuk itu, akan dicoba jalur alternatif dari jalur utara dan selatan pulau Jawa menggunakan jalur penerbangan berbasis satelit yang disebut sebagai Performance Based Navigation (PBN).

Jalur penerbangan PBN ini akan menghubungkan 4 kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar) yang rencananya akan dipublikasi pada tanggal 5 Desember 2019 dan efektif digunakan pada tanggal 30 Januari 2020.

“Dengan menggunakan PBN, saat ini kami sedang membuat jalur penerbangan melalui jalur utara Pulau Jawa sedangkan untuk jalur penerbangan menggunakan jalur selatan Pulau Jawa sudah dipublikasi pada tanggal 17 Agustus 2017, sehingga apabila jalur penerbangan menggunakan PBN sudah diterapkan seluruhnya maka diharapkan pendaratan dan keberangkatan di Bandar Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dapat berjalan lebih lancar,” kata Elfi saat mengikuti rapat Validasi Revisi SID dan STAR Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang digelar di Hotel Ciputra Jakarta Barat, pada Senin (12/08) kemarin.

Selain itu Elfi menyampaikan bahwa berdasarkan Notice Airport Capacity (NAC), Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali sudah ada sebanyak 30 pergerakan per jam dan direncanakan pada winter season yang dimulai pada Oktober 2019 sampai Maret 2020 akan ditingkatkan menjadi 32 pergerakkan.

Turut hadir dalam kegiatan rapat, perwakilan dari Direktorat Navigasi Penerbangan, perwakilan dari Airnav Pusat, perwakilan AirNav Cabang Denpasar, perwakilan AirNav PIA pusat, perwakilan maskapai Garuda Indonesia, Batik Air dan Indonesia Air Asia.

 

KEPALA BAGIAN KERJA SAMA INTERNASIONAL, HUMAS DAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

AGUSTINA DANI

Twitter: @djpu151
Instagram: @djpu_151
Youtube: djpu151
FB: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Portal: hubud.dephub.go.id

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kementerian Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat



Leave a Reply