- 19 July 2020
- Posted by: webadmin
- Category: Bali, Berita

Yogyakarta, 18 Juli 2020. Belum adanya komunikasi yang baik antara regulator penerbangan, operator penerbangan, pengelola bandar udara, air navigasi penerbangan dan airline dengan pengguna jasa perhubungan udara/penumpang pesawat udara, sehingga ada misinformasi dan belum edukasi secara maximal dalam Penerapan Protokol Kesehatan di bandar udara dan di dalam pesawat udara kepada masyarakat umum, Padahal penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan dengan baik. Yang menjadi kendala adalah informasi penerapan protokol tersebut tidak sampai dengan baik ke masyarakat atau calon penumpang. Penerapan protokol kesehatan yang benar dan konsisten akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan angkutan udara dalam bepergian. Airnav Indonesia sudah mempersiapkan protokol kesehatan adaptasi kebiasaan baru, dengan mengatur kedatangan pesawat udara, itu dilakukan untuk lebih mudah mengatur jarak antar penumpang di terminal, karena terminal bandar udara di Indonesia tidak dirancang menghadapi pademi virus. Garuda Indonesia untuk meningkatkan kepercayaan penumpang menggunakan angkutan udara telah menerapkan protokol kesehatan di terminal, di pelayanan ground handling dan di dalam pesawat udara.
Rapat Koordinasi Kantor Otoritas Bandar Udara 2020, dengan tema “Peran Otoritas Bandar Udara Dalam Pengawasan Pengendalian Penyelenggara Penerbangan di Era Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Mencapai Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19”, pada hari Sabtu,tanggal 18 Juli 2020. Peserta rapat dari Kantor Otoritas Badar Udara Wilayah I sampai X , PT. Angkasa Pura I, PT. Angkasa Pura II, Perum Airnav, Kementerian Pariwisata, dan perwakilan dari Airline. Rapat di buka oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara virtual dari Terminal 3 Bandar Udara Internasional Sukarno Hatta Jakarta. Dalam sambutannya beliau menyampaikan agar Otoritas Bandar Udara seluruh Indonesia memberikan energy baru kepada bandara-bandara di wilayah kerjanya. Otoritas Bandar Udara lebih berperan aktif untuk mendukung peningkatan perekonomian di wilayah kerjanya dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara benar dan konsisten. Protokol kesehatan yang harus dilakukan, karena sebagai panglima dalam pelaksanaan angkutan udara. Regulator penerbangan, pengelola bandar udara, operator navigasi penerbangan, operator pesawat udara dan pemangku kepentingan angkutan penerbangan lainnya harus berkolaborasi untuk dapat meyakinkan kepada masyarakat agar tidak perlu merasa khawatir menggunakan angkutan pesawat udara pada era adaptasi kebiasaan baru. Bapak menteri juga mengajak seluruh stakeholder penerbangan untuk menciptakan penerbangan yang selamat, aman, nyaman dan sehat. Hal itu perlu dilakukan untuk membangkitkan industri penerbangan nasional di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.