- 24 October 2016
- Posted by: webadmin
- Category: Bali, Berita
Rapat Lanjutan Koordinasi Terbatas Persiapan Pembangunan Bandara Komodo untuk Konektifitas dan Destinasi Wisatawan Internasional dilaksanakan di Hotel Jayakarta Labuan Bajo tanggal 19 Oktober 2016, peserta rapat hadir dari Instansi pemerintah dan instansi swasta terkait, dari Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur; Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informasi Provinsi NTT, Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat; Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggarai Barat, Komandan Pangkalan Tni Angkatan Udara El Tari Kupang, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Kupang, Kepala Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Cukai Type Madya Pabean Kupang, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Komodo, Seluruh Pimpinan Airline Cabang Bandar Udara Komodo, Stake Holders Bandar Udara Komodo, Ketua Asita NTT dan
Ketua PHRI, Rapat di awali Laporan Pelaksanaan Kegiatan Rapat oleh Kepala Bandara Udara Komodo Bapak Djarot Subiantoro dilanjutkan sambutan dan pembukaan rapat oleh Bapak Yusfandri Gona, Kepala Kantor Otoritas Bandara Wailayah IV.
Sejak tahun 1975 Bandara Komodo mulai dirintis untuk didirikan dengan hanya berupa airstrip, kini Bandara Komodo selain mempunyai terminal besar bersih dan artistik, juga mempunyai runway dengan panjang 2.250 meter dan lebar 45 meter. Semula hanya bisa didarati pesawat propeler sekelas ATR 72-600, kini segera dapat didarati oleh pesawat jet medium sekelas A-320, B737-800 dan B 737-900
Bandara Komodo sebagai akses dan destinasi wisata internasional memiliki tujuan untuk mewujudkan labuan bajo sebagai gerbang ekowisata dan ikon wisata Indonesia dengan mengintegrasikan pengelolaan industri pariwisata dan konservasi alam yang mampu menarik kunjungan 500 ribu wisatawan mancanegara pada tahun 2019.
Mendasari hal tersebut diatas, maka bandara komodo merupakan pintu gerbang utama untuk masuk ke Labuan Bajo harus meningkatkan fasilitas salah satunya dengan program pengembangan bandara dengan menggandeng pihak terkait dan bekerjasama dengan stake holders untuk mendukung program-program yang telah direncanakan, serta kewajiban semua instansi dan stakeholders untuk mempersiapkan infrastruktur penunjang diluar bandar udara seperti :akses jalan, listrik, air bersih, jaringan internet, transportasi publik dll.
Lebih lanjut diinformasikan, saat ini Bandara Komodo Labuan Bajo beroperasi 9.5 jam, melayani rute domestik, dengan maskapai yang datang mayoritas berasal dari Denpasar-Bali dan Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas Bandara Komodo – Labuan Bajo saat ini maksimal 1.000 -1.200 pergerakan penumpang per hari,
Presiden Jokowi dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa pengembangan bandara ini penting untuk percepatan pembangunan perekonomian warga Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Flores, Labuan Bajo dan sekitarnya. Karena beliau juga menyampaikan bahwa kawasan ini memiliki potensi wisata yang luar biasa, dan mengharapkan untuk kedepannya penerbangan menuju Pulau Komodo tidak hanya dari Pulau Bali, tapi juga dari tempat lain bahkan bisa langsung dari luar negeri,
Untuk kedepannya pemerintah daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait dengan pengembangan Bandara Komodo memperkirakan bahwa jumlah wisatawan ke wilayahnya akan meningkat sekitar 10 – 15 % dari tahun sebelumnya..
Dengan peningkatan jumlah wisatawan yang hadir di Labuan Bajo dapat memberikan dampak yang signifikan di sektor perekonomian terutama ekonomi kreatif dengan cara mengaktifkan UMKM, industri rumah tangga yang dapat memproduksi cinderamata dengan memanfaatkan pariwisata Komodo sehingga bisa dijual kepada wisatawan yang datang ke Labuan Bajo